Kenikmatan Yang Di Nantikan Suamiku

Kenikmatan Yang Di Nantikan Suamiku

Kenikmatan Yang Di Nantikan Suamiku

Cerita sex kenikmatan yang di nantikan suamiku.  Namaku Nia, karyawati sebuah bank swasta terkenal, yang semenjak beberapa lama saya mengalami frigiditas dalam persetubuhan, terutama sejak melahirkan anak pertamaku. Atas anjuran suamiku, aku membawa suamiku ke dukun yang bernama Ki japra yang bermukim di desa kecil di luar Jakarta untuk menyembuhkan frigiditasku.

Kenikmatan Yang Di Nantikan Suamiku

Sejak itu, setelah sembuh, gairahku untuk bersetubuh malah jadi menggebu-gebu, mungkin karena dalam rangka penyembuhan tersebut aku harus mau menuruti semua persyaratan yang diberikan oleh Ki japra, antara lain diurutkan dengan semacam obat dalam keadaan telanjang bulat dan disetubuhi olehnya (waktu itu disetujui dan malah disaksikan oleh suamiku).

Akupun setuju asal aku dapat sembuh dari frigiditasku. Dan mungkin karena penis Ki japra memang benar-benar besar, lagi pula dia pandai sekali mencumbu dan membangkitkan gairahku, ditambah dengan ramuan-ramuan yang diberikan olehnya, maka sekarang aku benar-benar sembuh dari frigiditasku, dan menjadi wanita dengan gairah seks yang lumayan tinggi. Hanya saja, karena ukuran penis suamiku jauh lebih kecil dari penis Ki japra, maka dengan sendirinya suamiku tidak pernah bisa memuaskanku dalam bersetubuh.

Apakah aku harus datang lagi ke tempat Ki japra dengan pura-pura yang belum sembuh? (padahal supaya aku disetubuhi lagi olehnya). Mula-mula terpikir untuk berbuat begitu, tapi setelah berpikir-pikir lagi kok gengsi juga ya? Masak seorang istri baik-baik datang ke laki-laki lain supaya disetubuhi meskipun kalau mengingat penis Ki japra yang luar biasa besar itu aku sering tidak bisa tidur dan gairahku untuk bersetubuh mencapai puncaknya.

Sering-sering aku harus memuaskan diri dengan dildo yang kubeli tempo hari di depan suamiku sehabis kami bersetubuh karena suamiku tidak bisa memuaskan diriku. Malah sering suamiku sendiri yang merojok-rojokkan dildo itu ke dalam tempikku.

Untunglah, entah karena mengerti menderitaku atau tidak, ternyata suamiku mempunyai angan-angan untuk melakukan persetubuhan three in one atau melihat aku disetubuhi oleh laki-laki lain, terutama setelah dia melihat aku disetubuhi Ki japra tempo hari. Pantesan sejak itu, sebelum bercinta, dia selalu mengawalinya dengan angan-angannya. Angan-angan yang paling merangsang bagi suamiku, adalah membayangkan aku bersetubuh dengan laki-laki lain dengan kehadiran suamiku, seperti dengan Ki japra tempo hari.

Setelah beberapa lama dia menceritakan angan-angannya tersebut, suatu hari dia bertanya bahwa apakah saya mau merealisasikan angan-angan tersebut. Pada awalnya aku pura-pura mengira dia hanya bercanda. Namun dia semakin mendesakku untuk melakukan itu, aku bertanya apakah dia serius. Dia menjawab, ”Ya aku serius!” Kemudian dia berkata, bahwa motivasi utamanya adalah untuk memuaskan kebahagiaan dan mencapai kepuasan setinggi-tingginya.

Karena dengan melihat wajahku ketika mencapai orgasme dengan Ki japra tempo hari, selain sangat merangsang juga memberikan kepuasan tersendiri bagi dirinya (rupanya, waktu melihat tempikku dianceli penis gede Ki japra, diam-diam dia mengocok-ngocok penisnya sendiri sampai orgasme.)

Tentu saja hal itu sebetulnya sangat saya harapkan. Inilah yang namanya dildo dicinta, penispun tiba. Secara terus terang, seperti yang saya tuturkan di atas, saya tidak pernah merasa puas dengan penis suamiku yang kecil, terutama setelah tempikku dianceli oleh penis Ki japra yang luar biasa itu. Wah, rasanya sampai tidak bisa aku katakan.

Kuakui selama ini aku juga sering mengalami gejolak birahi yang tiba-tiba muncul, apalagi di pagi hari apabila malamnya kami melakukan persetubuhan karena suamiku tidak dapat melakukannya secara sempurna dan aku tidak sampai orgasme.

Sialnya angan-angan seksual suamiku tersebut bukan hanya merupakan sekedar angan-angan saja akan tetapi dia sangat ekologis untuk dapat mewujudkannya menjadi suatu kenyataan dan suamiku terus membujukku agar aku mau membantu dalam melaksanakan angan-angannya (padahal sebenarnya aku sudah sangat berharap, kapan rencana itu diwujudkan?).

Tetapi untuk meyakinkan keseriusannya aku pura-pura terpaksa mengalah dan berjanji akan membantu sepanjang aku dapat melakukannya dan menanyakan apakah dia tidak cemburu melihat istrinya ditelanjangi dan sementara dianceli dengan penis orang lain? Dia bilang sama sekali tidak.

”Karena aku hanya ingin melihatmu bahagia dan terpuaskan dalam persetubuhan” jawabnya mantab waktu itu.
” Tentu saja aku akan mencarikan kau temanku yang mempunyai penis besar dan keras. Setidak tidaknya sama dengan penis Ki japra tempo hari” janjinya lebih lanjut.

Sejak itu dia rajin menawarkan nama-nama temannya untuk mensetubuhiku.

”Terserah kaulah, kan kau yang punya rencana aku disetubuhi temanmu” jawabku waktu itu.

Akhirnya suatu hari suamiku berbisik kepadaku, “Aku telah mengundang Edo untuk menginap di sini malam ini”

Hatiku berdebar keras mendengar kata-kata suamiku itu, karena Edo teman suamiku itu adalah salah seorang idola di sekolahku dulu dan dia adalah cowok yang menjadi rebutan cewek-cewek dan sangat kudambakan jadi pacarku semasa SMA. Suamikupun kenal baik dengan dia karena kami memang berasal dari satu kota kabupaten yang tidak terlalu besar.

Terus terang kuakui bahwa penampilan Edo sangat oke. Bentuk tubuhnya pun lebih tinggi, lebih kekar dan lebih atletis dari tubuh suamiku karena dia dulu jago basket dan olah raga yudo. Walaupun Edo adalah cowok yang kudambakan semasa SMA dulu, tapi kami belum pernah berpacaran karena dia memang agak cuek terhadap cewek dan selain itu, banyak sainganku cewek-cewek yang mengejar-ngejar dia.

Apalagi waktu itu sudah mendekati EBTANAS, dan setelah itu dia sibuk dengan persiapan masuk universitas. Waktu itu aku kelas 1, sedang dia kelas 3 SMA.

Ketika Edo datang, aku sedang mematut-matut diri dan memilih gaun yang seksi dengan bagian dada yang cukup rendah agar aku terlihat menarik. Dari cermin rias di kamar tidurku, kuamati gaun yang kukenakan terlihat sangat ketat melekat pada tubuhku sehingga lekukan-lekukan tubuhku terlihat dengan jelas. Susuku tampak sangat menonjol membentuk dua buah bukit daging yang indah.

Tubuhku memang ramping dan berisi. Susuku yang subur juga terlihat sangat kenyal. Demikian pula pantatku yang cenderung nonggeng itu menonjol seperti menantang laki-laki yang melihatnya. Dengan perutku yang masih cukup rata dengan kulitku yang puber (putih bersih) membuat tubuhku menjadi sangat sempurna. Apalagi wajahku memang tergolong cantik.

Dan terus terang, dari dulu aku memang bangga dengan tubuh dan wajahku. Tiba-tiba aku baru sadar, pantas saja suamiku mempunyai angan-angan untuk melihat aku disetubuhi oleh laki-laki-lain. Ingin membandingkan dengan film BF yang sering kami lihat mungkin.

Setelah mematut-matut diri, saya keluar untuk menyediakan makan malam. Setelah makan malam, Edo dan suamiku duduk di teras belakang rumah dengan bersantai sambil menghabiskan beberapa kaleng bir yang dicampur dengan sedikit minuman keras untuk diberikan kepada teman suamiku yang baru pulang dari luar negeri. Tidak berapa lama aku pun ikut duduk minum bersama mereka. Malam itu hanya kami berdua ditambah Edo saja di rumah.

Pembantuku yang biasa menginap, tadi siang telah kuberikan istirahat untuk pulang ke rumahnya selama beberapa hari, sedang anakku satu-satunya tadi siang dijemput mertuaku untuk menginap di rumahnya.

Ketika hari telah membuat malam dan udara mulai terasa dingin, tiba-tiba suamiku berbisik, ”Aku telah berbicara dengan Edo mengenai rencana kita. Dia setuju malam ini menginap di sini.

”Tapi meskipun begitu kalau kamu kurang cocok dengan pilihanku ini, kamu tidak usah takut berterus terang padaku!” bisik suamiku selanjutnya.
“Tapi kujamin penisnya memang gede, aku beberapa kali melihatnya waktu kencing di kantor. Tapi soal kekerasannya, kamu sendiri yang dapat membuktikannya nanti” lanjutnya lagi.

Mendengar bisikan suamiku itu, diam-diam aku gemetar sambil mengoceh gembira, tapi aku pura-pura diam saja, tidak menunjukkan sikap yang menolak atau menerima. Dalam hati aku mau melihat bagaimana reaksinya nanti bila aku benar-benar bersetubuh dengan laki-laki lain.

Apakah dia nanti tidak akan cemburu melihat istri disetubuhi lelaki lain secara sadar dan seluruh bagian tubuh istrinya yang sangat rahasia dilihat dan dinikmati oleh laki-laki lain yang sudah amat dia kenal (kalau dengan Ki japra kan dalam rangka penyembuhan?).

Tidak berapa lama kemudian aku masuk ke kamar dan berganti pakaian memakai baju tidur tipis tanpa BH, sehingga susuku, terutama pentil susuku yang besar itu terlihat membayang di balik baju tidur.

Ketika aku keluar kamar, baik suamiku maupun Edo tampak terpana selama beberapa saat.

Akan tetapi mereka segera berpikir biasa kembali dan suamiku langsung berkata, ”Ayo..!” dengan senyum penuh arti kepada kami berdua dan kamipun segera masuk ke kamar katanya tidur.

Di kamar tidur suamiku mengambil inisiatif lebih dulu dengan mulai menyentuh dan melingkarkan tangan di dadaku dan menyentuh susuku dari luar baju tidur.

Melihat itu, Edo mulai mengelus-elus pahaku yang terbuka, karena baju tidurku tersingkap ke atas. Dengan berpura-pura tenang aku segera merebahkan diri tengkurap di atas tempat tidur. Sebenarnya nafsuku sudah mulai naik karena tubuhku dijamah oleh seorang laki-laki yang tidak lain adalah idolaku waktu di SMA dulu, apalagi aku dalam keadaan hanya memakai sehelai baju tidur tipis tanpa BH.

Akan tetapi memikirkan aku harus berpura-pura tetap tenang untuk melihat inisiatif dan aktivitas Edo dalam memancing gairah birahiku. Aku ingin tahu sampai seberapa kemahirannya.

Beberapa saat kemudian kurasakan bibir Edo mulai menyusur bagian yang sensitif yaitu bagian leher dan belakang telinga. Merasakan pacaran-gesekan itu saya berpikir bahwa inilah saat untuk merealisasikan angan-angan suamiku. Karena mengerti keinginanku, Edo mulai mengambil alih permainan selanjutnya.

Aku langsung ditelentangkan di pinggir ranjang, kemudian tangan yang kiri mulai memegang sambil memijit-mijit susuku yang sebelah kanan, sedangkan tangan yang kanan mengelus-elus dan memijit-mijit bibir tempikku yang masih dibalut celana dalam, sambil mulut melumat bibirku dengan gemas. Tangan Edo yang berada di susuku mulai memelintir dengan halus ujung pentilku yang besar dan mulai menggerakkan.

Masih dalam posisi terlentang, kurasakan jemari Edo. terus meremas-remas susuku dan memilin-milin pentilnya. Saat itu sebenarnya nafsuku belum begitu meninggi, tetapi rupanya Edo termasuk jagoan juga karena terbukti dalam waktu mungkin kurang dari 5 menit aku mulai mengeluarkan suara mendesis yang tak bisa kutahan. Kulihat dia tersenyum dan menghentikan aktivitasnya.

Kini Edo mulai membuka baju tidurku dan beberapa saat kemudian aku merasakan tarikan lembut di pahaku. Lalu aku merasakan hembusan lembut hawa dingin AC di tempikku yang berarti celana dalamku telah dilepas oleh Edo. Kini Edo telah menelanjangi diriku sampai aku benar-benar dalam keadaan telanjang bulat tanpa ada sehelai benangpun yang menutupi tubuhku.

Aku hanya bisa pasrah saja merasakan gejolak birahi dalam diriku ketika tubuhku ditelanjangi laki-laki idolaku dihadapan suamiku sendiri.

Kulirik Edo penuh nafsu menatap tubuhku yang telah telanjang bulat sepuas-puasnya.

Aku benar-benar tidak dapat melukiskan betapa perasaanku saat itu. Aku ditelanjangi oleh laki-laki idolaku dan yang sebenarnya aku mengira kehadirannya.

Belum pernah saya bertelanjang bulat di hadapan laki-laki lain, kecuali dengan Ki japra dalam keadaan setengah sadar dalam rangka penyembuhan tempo hari, apalagi dalam situasi seperti sekarang ini.

Aku merasa sudah tidak diketahui ada lagi rahasia tubuhku yang tidak Edo.

Maka, secara reflek dalam keadaan cerahsang, aku mengusap-usap penis Edo yang telah tegang dari luar celananya. Ini terlihat karena bagian bawah celana Edo mulai menggembung besar. Aku mengira-ngira seberapa besar penis Edo ini. Kemudian aku mengarahkan mengirimkan ke arah retsluiting celananya yang telah terbuka dan menyusupkan menerima memegang penis Edo yang ternyata memang telah ngaceng itu. Aku langsung tercekat ketika terpegang penis Edo yang seperti kata suamiku ternyata memang besar.

Kulirik suamiku sedang membuka retsluiting celananya dan mulai mengelus-elus penisnya sendiri. Dia terlihat benar-benar sangat menikmati adegan ini. Tanpa berkedip dia menyaksikan tubuh istrinya digauli dan digerayangi oleh laki-laki lain.

Sebagai seorang wanita dengan nafsu birahi yang lumayan tinggi, keadaan ini mau tidak mau akhirnya terbenam juga dalam suatu arus birahi yang hebat. Jilatan-jilatan Edo pada bagian tubuhku yang sensitif membuatku bergelinjang dengan dahsyatnya menahan arus birahi yang mulai menjalari diriku dan tempikku.

Setelah beberapa saat aku memegang sambil mengelus-elus penis Edo, tiba-tiba Edo berdiri dan membuka celana dan celana di dalamnya sehingga penisnya tiba-tiba melonjak keluar, Seolah-olah baru bebas dari kungkungan dan sekarang aku bisa melihatnya dengan jelas. Setelah membuka seluruh pakaiannya, kini Edo benar-benar bertelanjang bulat.

Sehingga aku dapat melihat dengan jelas ukuran penis Edo dalam keadaan ngaceng, yang ternyata memang jauh lebih besar dan lebih panjang dari ukuran penis suamiku. Bentuknya pun agak berlainan. penis Edo ini mencuat lurus ke depan agak mendongak ke atas, sedang penis suamiku jauh lebih kecil, agak tunduk ke bawah dan miring ke kiri.

Aku betul-betul terpana melihat penis Edo yang sangat besar dan panjang itu. penis yang sebesar itu memang belum pernah aku lihat (waktu dengan Ki japra aku tidak sempat memperhatikan seberapa besar penisnya, karena aku agak malu-malu dan setengah sadar).

Batang penisnya berdiameter kurang lebih 5 cm dikelilingi oleh urat-urat yang melingkar dan pada ujung kepalanya yang sangat besar, panjangnya mungkin kurang lebih 18 cm, pada bagian pangkalnya ditumbuhi dengan rambut-rambut keriting yang lebat. Kulitnya tampak tebal, lalu ada urat besar disekeliling batangnya dan terlihat seperti kabel-kabel di dalam kulitnya. Kepala batangnya tampak kenyal, penuh, dan mengkilat.

Kemudian dia menyodorkan penisnya tersebut ke hadapan wajahku.

Aku melirik ke arah suamiku, yang ternyata tambah asyik menikmati adegan ini sambil tersenyum puas dan mengelus-elus penisnya, karena melihat aku nampak bernafsu menghadapi penis yang sebesar itu. Sebenarnya aku sudah sangat terangsang, tapi untuk menunjukkannya pada Edo, aku agak tidak enak hati.

Tapi entah kenapa, tanpa kusadari tiba-tiba aku telah duduk di tepi kasur sambil menggenggam penis itu yang terasa hangat di telapak tangan diterima. Kugenggam erat-erat, terasa ada kedutan terutama di bagian uratnya. Lingkaran batang genggamanku hampir penuh menggapai lingkaran penisnya.

Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan pernah memegang penis sebesar ini, dari seorang laki-laki lain secara sadar dan penuh nafsu dihadapan suamiku.

Kembali aku melirik ke suamiku. Kulihat dia semakin asyik menikmati adegan ini, malah kali ini bukan hanya mengelus-elus, tapi malah sambil mengocok penisnya sendiri, yaitu adegan istri yang penuh nafsu birahi sedang digauli oleh laki-laki lain, yang juga merupakan idolaku dulu.

Tiba-tiba muncul nafsu hebat terhadap idolaku itu, sehingga dengan demonstratif kudekatkan mulutku ke penis Edo, kujilati seluruh permukaannya dengan lidahku kemudian kukulum dan kuhisap-hisap dengan nafsu birahi yang membara. Aku merasa sudah kepalang basah maka aku akan menikmati penis itu dengan sepuas-puasnya sebagaimana kehendak suamiku.

Kuluman dan hisapanku itu membuat penis Edo yang memang telah berukuran besar itu menjadi bertambah besar, bertambah keras dan kepala penisnya jadi tambah mengkilat merah keungu-unguan.. Dalam keadaan sangat bernafsu, penis Edo yang sedang mengaceng keras dalam mulutku itu mengeluarkan semacam aroma yang khas yang aku namakan aroma lelaki.

Aroma itu menyebabkan gairah birahiku semakin memuncak dan lubang tempikku mulai terasa berdenyut-denyut hebat hingga tanpa sadar membuatku bertambah gemas dan semakin menjadi-jadi menghisap penis itu seperti hisapan sebuah penyedot debu.
Kuluman dan hisapanku yang amat bernafsu itu rupanya membuat Edo tidak tahan lagi. Tiba-tiba dia mendorong tubuhku sehingga telentang di atas tempat tidur.

Aku pun kini semakin nekat dan semakin bernafsu untuk melayaninya. Aku segera membuka kedua belahan pahaku lebar-lebar.

”Do…” kataku pelan dan aku bahkan tidak tahu kebocoran untuk apa.

Sambil berlutut mendekatkan tubuhnya di antara pahaku, Edo berbisik, ”Ssttt…………!” bisiknya sambil kedua tangan membuka pahaku sehingga selangkanganku terkuak. Itu berarti sebentar lagi penisnya akan bercumbu dengan tempikku. Benar saja, aku merasakan ujung penisnya yang hangat menempel tepat di permukaan tempikku.

Tidak langsung dimasukkan ke dalam lubangnya, namun hanya digesek-gesekkan di seluruh permukaan yang direkomendasikan, ini membuat tempikku tambah berdenyut-denyut dan terasa sangat nikmat. Dan semakin lama aku semakin merasakan rasa nikmat yang benar-benar bergerak cepat di sekujur tubuhku dimulai dari titik menyalakan di tempikku itu.

Beberapa saat Edo melakukan itu, cukup untuk membuat meraih pinggangnya dan pahaku terangkat menjepit pinggulnya. Aku benar-benar menantikan puncak permainan ini. Edo menghentikan aktivitasnya dan menempelkan kepala penisnya tepat di antara bibir tempikku dan terasa tepat di ambang lubang tempikku. Aku benar-benar menantikan tusukannya.

”Oocchh.. Ddoo, kumohon..” pintaku memelas.

Sebagai wanita di puncak birahi, aku betul-betul merasa tidak sabar dalam kondisi seperti itu. Sesaat aku lupa kalau aku sudah bersuami, yang aku lihat hanya Edo dan penisnya yang besar dan panjang. Ada rasa deg-deg plas, ada pula rasa ingin cepat merasakan bagaimana rasanya dicoblos penis yang lebih besar dan lebih panjang.

”Ooouugghhh……” batinku yang merasa tak sabar benar menunggunya.

Tiba-tiba aku merasakan sepasang jemari membuka bibir-bibir tempikku. Dan yang lebih dahsyat lagi aku merasakan ujung penis Edo mulai mendesak di tengah-tengah lubang tempikku..

Aku mulai gemetar hebat, karena tidak menyangka senikmat ini aku akan merasakan kenikmatan bersetubuh. Apalagi dengan orang yang menjadi idolaku, yang sangat kukugumi sejak dulu.

Perlahan-lahan Edo mulai memasukkan penisnya ke dalam tempikku.

Aku berusaha membantu dengan membuka bibir tempikku lebar-lebar. Kelihatannya sangat sulit penis sebesar itu masuk ke dalam lubang tempikku yang kecil.

Tangan Edo yang satu memegang pinggulku sambil menariknya ke atas, sehingga pantatku agak terangkat dari tempat tidur, sedangkan tangan yang satu memegang batang penisnya yang diarahkan masuk ke dalam lubang tempikku.

Pada saat Edo mulai menekan penisnya, aku mulai mendesis-desis, ”Sssshhhhh…… Eddooo…… ppelan-ppelan Ddooo… ssshhhh…… desisku gemetar. Edo lalu menghentikan aktivitasnya sebentar untuk memberiku kesempatan untuk mengambil napas, kemudian Edo melanjutkan kembali usahanya untuk memasukkan penisnya.

Setelah itu penis Edo mulai terasa mendesak masuk dengan mantap. Sedikit demi sedikit aku merasakan terisinya ruangan dalam lubang tempikku. Seluruh tubuhku benar-benar merinding ketika merasakan kepala penisnya mulai terasa menusuk mantap di dalam lubang tempikku, diikuti oleh urat-urat batang penis itu setelahnya. Aku hanya mengangkang merasakan desakan pinggul Edo sambil membuka pahaku lebih lebar lagi.

Kini aku mulai merasakan tempikku terasa penuh terisi dan semakin penuh seiring dengan semakin dalamnya penis itu masuk ke dalam lubang tempikku.

Sedikit suara lenguhan kudengarkan dari Edo ketika hampir seluruh penisnya itu amblas masuk.

Aku sendiri tidak mengira penis sebesar dan sepanjang tadi bisa masuk ke dalam lubang tempikku yang kecil. Meski belum seluruh penis Edo masuk ke dalam tempikku, rasanya seperti ada yang mengganjal dan untuk menggerakkan kaki saja rasanya agak aneh. Tetapi sedikit demi sedikit saya mulai bisa menyesuaikan diri dan menikmati rasa yang nyaman dan nikmat.

Ketika hampir seluruh batang penis Edo telah amblas masuk ke dalam lubang tempikku, tanpa sengaja aku terkejang sehingga mengakibatkan bagian dinding dalam tempikku seperti meremas batang penis Edo. Aku agak terlonjak sesaat ketika merasakan penis Edo seperti berkerojot di dalam lubang tempikku akibat remasan tersebut.

Aku terlonjak bukan karena penis itu merupakan penis dari seorang laki-laki lain yang pertama yang dirasakan memasuki tubuhku selain penis suamiku dan Ki japra, akan tetapi karena aku merasakan penis Edo memang terasa lebih istimewa dibandingkan penis suamiku maupun penis Ki japra, baik dalam ukuran ketegangan maupun penisnya.

Selama hidupku memang aku belum pernah melakukan persetubuhan dengan laki-laki lain selain dengan suamiku dan Ki japra dan keadaan ini memberikan pengalaman baru sepanjang hidup. Saya tidak menyangka ukuran penis seorang laki-laki berpengaruh besar sekali terhadap kenikmatan bersetubuh seorang wanita.

Oleh karena itu secara refleks aku mengangkat kedua belahan pahaku tinggi-tinggi dan menjepit pinggang Edo erat-erat untuk selanjutnya aku mulai mengoyang-goyangkan pinggulku mengikuti alunan gerakan tubuh Edo. Saat itu kakiku masih berada di lantai karpet kamar.

Tanganku memegangi lengan yang mencengkeram pinggulku. Aku menariknya kembali ketika Edo menarik penisnya dari tempikku. Tapi dan belum sampai tiga konektor penisnya berada di luar tempikku, tiba-tiba dia menghujamkannya lagi dengan kuat.

Aku nyaris berteriak menahan rasa nikmat yang disiramkan kepadaku secara tiba-tiba itu.

Begitulah beberapa kali Edo melakukan hujaman-hujaman ke dalam lubang tempikku tersebut. Setiap kali hujaman seperti menyiramkan rasa kenikmatan yang sangat ke tubuhku. Aku begitu terangsang dan semakin terangsang seiring dengan semakin seringnya permukaan dinding lubang tempikku menerima radiasi-gesekan dari urat-urat penis Edo yang seperti kabel-kabel yang menjalar-jalar itu.

Biasanya suamiku kalau bersetubuh semakin lama semakin cepat gerakannya, tetapi Edo melakukan gerakan yang konstan seperti mengikuti alunan irama musik evergreen yang sengaja aku setel sebelumnya.

Tapi anehnya, justru aku semakin bisa merasakan setiap milimeter permukaan kulit penisnya dengan rytme seperti itu.

Tahap ini sepertinya sebuah tahap untuk melakukan start ke sebuah ledakan yang hebat, saya menuju merasakan suhu baik bagian luar maupun dalam denyut-denyut hebat seiring dengan semakin meningkatnya rasa nikmat di area selangkanganku. Tubuh kami sebentar menyatu kemudian sebentar lagi merenggang diiringi desah nafas kami yang semakin lama semakin cepat.

Sementara itu aku pun kembali melirik ke arah suamiku. Kulihat suamiku agak ternganga menyaksikan bagaimana diriku disetubuhi oleh Edo.

Melihat penampilan suamiku itu, timbul kembali rasa puas di hatiku, maka secara lebih demonstratif lagi kulayani permainan Edo sehebat-hebatnya secara aktif bagaikan adegan dalam sebuah BF.

Ini tiba-tiba menimbulkan suatu kepuasan lain dalam diri saya. Bukan saja disebabkan oleh kenikmatan persetubuhan yang sedang kualami bersama Edo, tetapi aku juga memperoleh suatu kepuasan lain karena aku telah dapat memainkan angan-angan suamiku. Suamiku menghendaki aku bersetubuh dengan laki-laki lain dan malam ini akan kulaksanakan sepuas-puasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *