Gadis Cantik Dan Imut Jago Jilat

Gadis Cantik Dan Imut Jago Jilat

Gadis Cantik Dan Imut Jago Jilat

Cerita sex gadis cantik dan imut jago jilat. Pernah berkenalan dengan wanita yang bernama Hana saya tanya tanya rupanya dia anak jawa, cewek yang supel dan enak di ajak ngobrol, kalau saya tanya hal apa , dia pasti bisa menjawab seolah olah seperti orang yang banyak pengetahuannya, dan setelah kami chat chat rupanya Hana juga ingin pergi ke Bandung tempat tinggal ku juga.

Gadis Cantik Dan Imut Jago Jilat

Dari situ karena jarak yang cukup dekat denganku, akhirnya kami berjanji untuk saling bertemu di daerah K di Jakarta. Dari pertemuan itu saya mengenal Hana lebih jauh. Hana kuliah di salah satu universitas terkemuka di kotanya.
Hana secara fisik biasa saja. Ukuran badannya kira-kira setinggi 160 cm. Tubuhnya agak bungkuk udang, mempunyai rambut panjang terurai.

Tapi ada yang menarik dari penampilannya, toketnya! Toketnya terlihat unik & menantang. Saya hanya menelan ludahku bila tanpa sengaja mengintip bagian yang menggunung itu.
Hana meminta saya untuk mengangkatnya sebagai “adik”, sedangkan saya mengangkatnya sebagai “abang”! Sebab katanya, Hana tak mempunyai kakak. Saya setuju-setuju saja.

Pertemuan kedua & selanjutnya kami semakin ‘terbuka’. Aku-pun sudah ‘diizinkan’ untuk memegang toketnya yang unik itu. Hanya saja dia bilang “dasar, abang nakal!!” saya hanya tersenyum…
Kalau sudah dibilang begitu, maka sayapun kadang lebih berani lagi. Tanganku menjelajah ke daerah terlarangnya….
Seminggu yang lalu saya menjenguknya di daerah P. Walau berkendara dengan motor bututku, saya sampai juga ke rumahnya setelah berjalan selama beberapa jam dari rumahku.

Kulihat kegembiraan yang sangat sangat, saat ia tahu bahwa saya yang datang. Memang sudah dua bulan saya tak main ke rumahnya. ia sudah kangen, sepertinya… Pada saat membuka pintu Hana memakai daster putih,
Terlihat cukup jelas, pepayanya yang unik menerawang dari balik sangkarnya. Hana menyilahkanku duduk & berbalik sebentar ke dapur untuk kemudian kembali lagi dengan membawakanku segelas minuman dingin. Permainan Pkv

Setelah ngobrol ngalor ngidul. Hana menyandarkan wajahnya ke dadaku…
Saya menyambutnya dengan tenang. Sebab memang tujuanku ingin mencoba menuntaskan hasratku yang ada selama ini, saat itu. Kutundukkan muka saya untuk menjangkaunya. Saya menciumnya. Kususuri dengan bibirku.

Dari kening, menciumku turun ke alis mata yang hitam lebat teratur, ke hidung & sampai ke bibir. Ciuman kami semakin lama semakin bergelora, dua lidah saling berkait diikuti dengan desahan nafas yang semakin memburu.
Tanganku yang tadinya memeluk punggung, mulai menjalar ke depan, perlahan menuju ke toketnya yang cukup besar & unik. Unik karena bentuk toketnya yang memanjang & besar, mirip dengan buah pepaya.

‘Adikku’ ini pintar juga memilih daster yang berkancing di depan & hanya 4 buah, mudah bagi untuk diterima untuk membukanya tanpa harus melihat. Tak lama kemudian kaitan BH-nya berhasil diselesaikan dengan mencatat yang sudah cukup dilatih ini.
Kedua bukit kembar dengan puncaknya yang coklat kemerahan tersembul dengan sangat indah. Daster & BH itupun segera terlempar ke lantai.

Sementara itu, Hana juga telah berhasil membuka kancing celana jeanku, lalu berusaha melepaskan t-shirt yang saya pakai. Saya tetap menjaga agar Hana tak memelorotkan celana jeanku. Bukan apa-apa, ini kan di rental komputernya? hehehe… Bioskop Online

Kulepaskan ciumanku dari ciumannya, menjalar ke arah telinga, lalu desahkan erangan-erangan lembut. ia tersenyum & memandang sambil terus melanjutkan pengembaraannya menjelajahi ‘senjataku’.

Kulanjutkan menciumku ke dalam, turun ke dada, lalu dengan sangat perlahan, dengan lidah kudaki bukit indah itu sampai ke puncaknya.
Kujilati & kukulum puting susunya yang sudah mengacung keras. Hana mulai mendesah & meracau tak jelas. Sempat kulihat matanya terpejam & bibirnya yang merah indah itu sedikit merekah. Sangat merangsang.

Tanganku mengelus, meremas & memilin puting di puncak bukit satunya lagi. Saya tak ingin buru-buru, saya ingin menikmati detik demi detik yang indah ini secara perlahan. Berpindah dari satu sisi ke sisi lainnya, diselingi dengan ciuman ke ciuman lagi, membuatnya mulai berkeringat.
Tangannya semakin liar mengacak-acak rambutku, bahkan kadang-kadang menarik & menjambaknya, yang membuat nafsuku semakin bergelora. Apalagi suara yang meracau itu.

Dengan berbaring menyamping menghadap ke depan, kulepaskan celana dalamnya. Satu-satunya kain yang masih tersisa. Perlakuan yang sama kuterima darinya, Hana melepaskan celana jeanku. Saya tak menolak, karena sayapun ingin menuntaskan semuanya. Hana dengan bersemangat mengocok titit ku, membuat semakin kuat & mengacung gagah.

Kubelai kakinya sejauh bisa menjangkau, perlahan naik ke paha. Berputar-putar, berpindah dari kiri ke kanan, sambil sekali-sekali seolah tak sengaja menyentuh gundukan bulu yang tak terlalu lebat namun terawat teratur.

Sementara Hana rupanya sudah tak sabar, dibelai & digenggamnya kemaluanku, gerakan tangannya maju mundur. Nikmat sekali. Meskipun hal itu sudah sering kurasakan dalam kencan-kencan pembohong kami selama beberapa saat sejak saya berkenalan dengan Hana, tetapi kali ini rasanya lain. Pikiran & konsentrasiku tak lagi terpecah.

Melalui paha sebelah dalam, perlahan naik ke atas, menuju ke kemaluannya. Begitu tersentuh, desahan nafasnya semakin keras, & semakin memburu. Perlahan kubelai rambut kemaluannya, lalu jari tengahku mulai menguak ke tengah.

Kubelai & kuputar-putar cetakan daging sebesar kacang tanah yang sudah sangat licin & basah. Tubuh Hana mulai menggelinjang, pinggulnya bergerak ke kiri-ke kanan, juga ke atas & ke bawah. Keringatnya semakin deras keluar dari tubuhnya yang wangi.

Ciumannya semakin ganas, & mulai menggigit lidahku yang masih berada di dalam mulutnya. Sementara tangannya semakin ganas bermain di kemaluanku, maju-mundur dengan cepat. Tubuhnya mengejang & melengkung, kemudian terhempas ke tempat tidur disertai erangan panjang.

Orgasme yang pertama telah berhasil kupersembahkan untuknya. Dipeluknya aku dengan keras sambil mendengus, “Ohhh, terima kasih sekali. terima kasih sayang.”
Saya tak ingin istirahat berlama-lama. Segera kutindih tubuhnya, lalu dengan perlahan kuciumi ia dari kening, ke bawah, ke bawah, & terus ke bawah. Deru nafasnya kembali terdengar disertai rintihan panjang begitu lidahku mulai menguak kewanitaannya. Cairan vagina ditambah dengan air liurku membuat lubang hangat itu semakin basah.

Kumainkan klitorisnya dengan lidah, sambil kedua menerima pijatan-remas pantatnya yang padat berisi. Tangannya kembali mengacak-acak rambutku, & sesekali kukunya yang tak terlalu panjang menancap di kepalaku. Ngilu tapi nikmati rasanya.
Kepalanya terangkat lalu terbanting kembali ke atas bantal menahan kenikmatan yang sangat. Perutnya terlihat naik turun dengan cepat, sementara kedua kakinya memelukku dengan kuat.

Beberapa saat kemudian, ditariknya kepalaku, kemudian diciumnya saya dengan gemas. Kutatap matanya dalam-dalam sambil meminta ijin dalam hati untuk memasukkan pusaka saya ke liang kenikmatannya. Tanpa kata, tapi sampai juga rupanya. Sambil tersenyum sangat manis, dianggukannya kepalanya.

Perlahan, dengan tangan kuarahkan kemaluanku menuju ke wanitanya. Kugosok-gosok sedikit, lalu dengan amat perlahan, kutekan & kudorong masuk. Terasa sekali kalau daerah terlarang itu sudah basah & mengeluarkan banyak cairan. Kudorong perlahan… & terasa ada yang menahan tongkat pusakaku.

Wow…! Hana ini masih perawan rupanya. Kulihat ia meringis, mungkin kesakitan, tangan tanpa kusangka mendorong bahuku sehingga tubuhku terdorong ke bawah. Kulihat ada air mata yang meleleh di sudut matanya. Saya tak tega, saya minta maaf! Kupeluk & kuciumi dia. Hilang sudah nafsuku saat itu juga.

Hana tahu saya kecewa. Karena itu ia cepat mendekapku. & tiba-tiba dengan ganasnya, ia melumat & mengulum senjata saya yang mulai mengendur.
“Argh…” saya mendesis…! Ternyata sedotan demi sedotan dari Hana mendatangkan kenikmatan yang luar biasa…

Saya membiarkan saja, apa yang dilakukan Hana. Kulihat Hana dengan rakusnya telah membesar & mengulum kemaluanku yang sudah kembali membesar & sangat keras. Nikmat tiada tara. Tapi, saya kesulitan untuk melakukan oral terhadapnya dalam posisi seperti ini. Jadi kuminta ia telentang di tempat tidur, saya naik ke atas tubuhnya, tetap dalam posisi terbalik.

Saya pernah beberapa kali melakukan hal yang sama dulu, tetapi rasa yang ditimbulkan jauh berbeda. Hampir bobol perlindunganku menerima jilatan & elusan lidahnya yang hangat & kasar itu.

Apalagi bila ia memasukkan kemaluanku ke mulut seperti akan menelannya, kemudian berkemah. Getaran pita terdengar seperti menggelitik ujung kemaluanku. Bukan nikmat utama.
Larva panas hampir tidak teraktifasi lagi, saya memberi sinyal padanya untuk menghentikan emutannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *