Hasrat Penuh Nafsu Bersama Anak Perempuan Pemilik Kost
Cerita hasrat penuh nafsu bersama anak pemilik kost. Kisah ini terjadi saat aku masih kuliah dulu, aku tinggal di suatu kos yang memang seperti rumahku sendiri. Anak ibu kosku sangat akrab denganku Bernama Della masih kelas 3 SMP. Dia sangat manja denganku. Terkadang di saat aku tertidur sore hari, dia sering membangunkan aku tidur, di suruhnya unti lekas mandi.
Dan juga selaludia mengambil PR-nya untuk kami kerjanan dan belajar bersama. Tentu saja aku suka, karean Della memang anak yang baik, bersih, berkulit putih. Ayah ibunya sangat senang, karena aku suka mengajarinya menyanyi olah vocal dan sering mengajarinya belajar pelajaran sekolahnya.
Sebagai mahasiswa Fakultas Kesenian jurusan etnomusikologi, aku juga senang memainkan gitar klasikku. Terkadang dari seberang kamarku, ibu Della suka mengikuti nyanyianku. Apalagi jika aku sudah memainkan gitarku dengan lagu-lagu jadul.
Sore itu, aku gerah sekali. Aku mengenakan kain sarung. Biasanya aku memakai sarung karena aku kepanasan. Semua keluarga tau itu. Kali ini seperti biasanya aku mengenakan kain sarung tanpa baju seperti biasanya, hanya saja kali ini aku tidak mengenakan CD.
“Putra (nama samaran)…ibu pergi dulu ya. Jaga Della di rumah, ya,” teriak ibu kostku. “Ok…bu!”jawabku singkat. Aku duduk di tempat tidurku sembari membaca novel Pramoedya Ananta Toer. AKu mendengar suara pintu tertutup dan Della menguncinya.
Tak lama Della datang ke kamarku. Dia hanya memakai minishirt. Mungkin karean gerah juga. Terlihat sangat nampak olehku, payudaranya yang imut dan mungil menggembul. Putingnya yang tubuh baru sebesar biji beras menyembul dari sela tank top nya. Della baru saja mandi. Memakai celana hotpant.
Entah kenapa, tiba-tiba burungku menggeliat. Saat Della mendekatiku, langsung dia kupeluk dan kucium pipinya. Mencium pipinya, sudah menjadi hal yang biasa.
Della pun kupangku. Kupeluk dengan nafsu. Dia diam saja, karena tak tau apa yang bakal tejadi. Setelah aku sangat puas mencium pipinya, lalu ku kulum bibirnya. Bibir bagian bawah yang tipis itu kusedot perlahan sekali dengan lembut. Della menatapku dalam diam. Aku tersenyum dan Della membalas senyumku. Della berontak saat lidahku memasuki mulutnya. Tapi aku tetap mengelus-elus rambutnya.
“keluarkan lidahmu, nanti akan ada yang lebih enak lahi,”kataku. “Ah…jorok,”ucapnya. Aku terus merayunya dengan lembut. Akhirnya Della menurutinya. Aku mengulum bibirnya dengan lembut. Sebaliknya kuajari dia mkenyedot-nyedot lidahku. Sebelumnya aku mengatakan, kalau aku sudah sikat gigi.
“Bagaimana, enak kan?” kataku. Della diam saja. Aku berjanji akan memberikan yang lebih nikmat lagi. Della mengangukkan kepalanya. Dia mau yang lebih nikmat lagi. Dengan pelan kubuka minishirt-nya. “Malu dong kak?” katanya. aku terus membuat dia percaya jika perlakuan kami tidak ada yang tau.
Aku bujuk dia kalau kalau mau tau rasa enak dan nanti akan kubawa jajan. Bujukanku mengena. Perlahan kubuka minishirt-nya. Bul….buah dadanya yang baru tumbuh itu menyembul. Benar saja, pentilnya masih sebesar beras. Lalu pelan pelan, kuhisap puting payudaranya itu. Lidahku bermain di pentil teteknya. Kiri dan kanan. Kulihat Shindy mulai kegelian.
“Bagaimana…enakkan? Mau diterusin atau stop aja?” tanyaku. Della hanya tersenyum saja.Kuturunkan dia dari pangkuanku. Lalu kuminta dia bertelanjang. Awalnya dia enggan mau, namun aku membuatnya yakin dan aku melepaskan semua kain yang berada di badanku
Perlahan kubuka celana pendeknya dan kolornya. Lalu dia kupangku lagi. Kini belahan vaginanya kurapatkan ke burungku yang sudah berdiri tegak bagai tiang bendera. Tubuhnya yang mungil menempel di tubuhku. Posisi kami saling memeluk dan bergantian mengulum bibir dan lidah. Dengan cepat sekali Della dapat mempelajari apa yang kusarankan. Dia benar-benar menikmati jilatanku pada teteknya yang mungil itu.
“Della mau lebih enak lagi enggak?” tanyaku. Lagi-lagi Della diam. Kutidurkan dia di atas tempat tidurku. Lalu kukangkangkan kedua pahanya. Memeknya sangat besris dan berwarna merah muda tanpa bulu, sangat menggairahkan. Mulai kujilati vaginanya. Dengan lidah perlahan ku jilat klitorisnya. Naik-turun, naik-turun. Kulihat Della memejamkan matanya.
“Bagaimana, nikmat?” tanyaku. Lagi-lagi Della yang suka grusah grusuh itu diam saja. Kulanjutkan menjilati vaginanya. Aku belum sampai hati merusak perawannya. Dia harus tetap perawan, pikirku. Della pun menggelinjang. Tiba-tiba dia minta berhenti.
Saat aku memberhentikannya, dia dengan cepat berlari ke kamar mandi. Aku mendengar suara, Della sedang kencing. AKua mengerti, kalau Shindy masih kecil. Setelah Della membersihkan memeknya, dia lanjut datang lagi ke kamarku. Della meminta lagi, agar teteknya dijilati.
Nanti siap hisap tetek nya hisap memeknya lagi ya ka, memek Della jilati lagi ya Kak? katanya. Aku tersenyum. Dia sudah dapat rasa nikmat pikirku. Aku mengangguk. Lalau dia tidurkan di tempat tidur, ku buka lebar lebar memeknya. Kini burungku kugesek-gesekkan ke vaginanya. Kucari klitorisnya. Pada klitoris itulah kepala burungku kugesek-gesekkan.
Aku sengaja memegang burungku, agar tak sampai merusak Della. Sementara lidahku, terus menjilati puting teteknya. Aku merasa tak puas. Meski aku seorang pria, aku selalu ada boddy lotion kusimoan, karena jika aku merasakan panas aku tinggal pakai saja.
Dengan cepat lotion itu kuolesi pada burungku. Lalu kuolesi pula pada vagina Della dan selangkangannya. Kini Della kembali kupangku. Memek nya udah mulai licin dan kontolku juga udah licin, saling berlaga. Ku gesekan kontolku ke memeknya. Pantatnya yang imut itu perlahan aku gersek kedepan dan belakang.
Tangan kananku berada di pantatnya agar mudah memaju-mundurkannya. Sebelah lagi tanganku memeluk tubuhnya. Aku tertunduk dan lanjut untuk menjilati lehernya.
Kini bungkahan lahar mau meletus dari burungku. Langsung saja aku membimbing kontolku ke lubang memeknya. Setelah menempel dengan cepat tanganku mengocok burung yang tegang itu. Dan crooot…crooot…crooot. Spermaku keluar. Spermaku masuk kedalam memek nya Della. Kini tubuh Della kudekap kuat. Della membalas dekapanku. Nafasnya semakin tak teratur.
“Ah…kak, Della mau pipis nih,” katanya.
“Pipis saja,” kataku sembari memeluknya semakin erat. Della membalas pelukanku lebih erat lagi. Kedua kakinya menjepit pinggangku, kuat sekali. Aku membiarkannya memperlakukan aku demikian. Tak lama.
Perlahan-lahan jepitan kedua aki Della melemas. Rangkulannya pada leherku, juga melemas. Dengan kasih sayang, aku mencium pipinya. Kugendong dia ke kamar mandi. Aku tak melihat ada sperma di selangkangannya. Mungkinkah spermaku memasuki vaginanya? Aku tak perduli, karean aku tau Della belum haid.
Kupakaikan pakaiannya, setelah di kamar. Aku makai kain sarungku. Mari kita bobo, kataku. Shindy menganguk. “Besok lagi, ya Kak,” katanya.
“Ya..besok lagi atau nanti. Tapi ini rahasia kita berdua ya. Tak boleh diketahui oleh siapapun juga,” kataku. Della mengangguk. Kami berdua pun akhirnya tertidur bersama.
Kami terbangun, setelah terdengar suara bell. Della kubangunkan untuk membuka pintu. Mamanya pulang dengan papanya. Sedang aku pura-pura tertidur. Jantungku berdetak keras. Apakah Della menceritakan kejadian itu kepada mamanya atau tidak. Ternyata tidak. Della hanya bercerita, kalau dia ketiduran di sampingku yang katanya masih tertidur pulas.
“Sudah buat PR, tanya papanya.
“Sudah siap, dibantu kakak tadi,” katanya. Ternyata Della secara refleks sudah pandai berbohong. Selamat, pikirku.
Sering kali, setiap ada waktu peluang, kami selalu bertelanjang. Jika kesempatan sempit, kami hanya cipokan saja. Aku menggendongnya lalu mencium bibirnya.
Hal itu kami lakukan 12 bulan lamanya, sampai aku jadi sarjana dan aku harus mencari pekerjaan. Malam perpisahan, kami melakukannya. Karena terlalu sering melaga kepala burungku ke vaginanya, ketika kukuakkan vaginanya, aku melihat selaput daranya masih utuh.
Masa depannya pasti masih baik, pikirku. Aku tak merusak vagina mungil itu. Kadang aku juga kangen dengan Della, setelah hampir 6 tahun skandal itu. Aku berfikir apa mungkin teteknya sekarang sudah bertambah besar, apakah menjadi cewek yang penuh dengan nafsu ata tidak. Kalau ketagihan, apakah perawannya sudah jebol atau tidak. Semoga saja tidak