Melayani Nafsu Dosen Cantik
Namaku Andi, aku berumur 25 tahun yang sedang kuliah di salah satu kampus swasta di kota J, dan mengambil jurusan ekonomi dan aku duduk di tingkat akhir semester. Pada saat ini saya mengalami sedikit kendala dengan salah satu dosen yang paling berpengaruh di kampus itu. Dia adalah bu Desi, dia berumur sekitar 30 tahun. Dia orangnya sangat cantik dan juga seksi. Namun dia juga merupakan dosen killer di kampusku, banyak mahasiswa di buat jeggkel di buat olehnya. Maklum saja bu Desi sendiri belum memiliki suami dan masih sendiri, makanya dia masih sangat mudah kebenarannya. Dan ini adalah ceritaku yang melayani nafsu dosenku untuk membuat nilai kuliahku bagus.
Pada siang hari saya harus mendiskusikannya, karena untuk konsultasi. Aku menggulung topeng ke ruangan pribadi milik bu Desi, dan perlahan aku mengetuk pintunya. Setelah itu terdengar suara dari dalam, “masuk”..! aku langsung masuk dan terlihat bu Desi yang sedang duduk di meja belakangnya. Tutup pintu perlahan, dan kulihat bu Desi yang sedang memandangkusambil tersenyum. Aku tidak percaya ternyata bu Desi bisa tersenyum ramah padaku, lama kelamaan aku sedikit tenang meski ada rasa sedikit gugup dari diriku sendiri.
“Silahkan duduk, ada yang bisa ibu bantu…?”bu Desi langsung untuk mempersilahkan aku duduk, dan aku mulai terpesona akan kecantikannya. Gimana bisa dosen dosen yang sangat cantik dan juga seksi ini bisa mendapatkan julukan dosen killer. Lalu ku tarik kursi dan aku perlahan mulai duduk. Kemudian dengan pelan aku menceritakan masalahku yang ingin sekali cepat lulus dan mendapat nilai terbaik pula. Bu Desi dengan sabar mendengarkan semua ceritaku dan sesekali tersenyum tipis padaku.
Melihat situasi yang nyaman aku tambah semangat bercerita, dan pada akhirnya dengan spontan aku berkata, “Apa saja yang akan aku lakukan bu Desi agar dapat menyelesaikan kuliahku dengan tepat waktu.”
Setelah mendengar kejujuranku, terlihat bu Desi tertawa kecil dan mendekatiku, senyumannya yang tipis penuh dengan misteri dan aku belum mengerti apa maksudnya. “Kamu yakin?” kata bu Desi yang seolah-olah dia menekankan apa yang aku ucapkan tadi.
“Iya bu, apa saja yang aku lakukan bu..!” dan ku tekankan kembali kataku dengan nada yang sopan. Setelah itu tidak aku sadari bu Desi sudah ada di belangku, dan tiba tiba saja bu Desi menciumi pipiku dengan mencium kecil kecil yang lembut. Belum sempat aku sadar dengan apa yang terjadi, bu Desi sudah berada duduk di atas pangkuanku. Lalau dia mendekap kepalaku dan mencium bibirku, pada saat itu aku tidak tau harus ngapain dan seketika tangan bu Desi memegang kedua tangannya. Lalu meremasnya ke payudaranya yang sudah mengecang.
Akupun tersadar, lalu kulepaskan biborku dari bibirnya. “Bu,harskah kita seperti ini..” belum lagi aku mneyelesaikan kataku, tangan bu Desi sudah menempel di bibirku dan seolah menyuruhku diam. “Sudahlah Andi, inilah yang sangat ibu inginkan..” setekah bu Desi berkata seperti itu, ia kembali melumat bibirku dengan lembutnya sambil menggiring kedua diterima untuk meremas kedua payudaranya yang sangat besar itu.
Pada akhirnya timbulah hasrat nafsuku kepada bu Desi, karena reaksi bu Desi yang sangat menggairahkan. Kami berdua langsung tenggelam dalam hawa nafsu yang semakin menggebu gebu. Kemdian aku membalas melumat ciuman yang lembut itu dan tangan ku sambil meremas kedua payudaranya. Tangan bu Desi yang sudah turun ke bawah perutku dan mulai mengusap penisku yang sudah mengencangkan. dan di lanjutkan membuka semua bajuku. Aku pun membuka semua setiap helai pakaian bu Desi sambil aku meluat kulit yang lembut.
Setelah baju kami terlepas semua dan kami pun bertelanjang bulat,gairah kami semakin kuat dan ku lihat payudara bu Desi sangat mengencang. Kemudian ku hisap payudara bu Desi dan ku jilatin kedua puting payudara bu Desi yang berwarna merah muda. Terdengar suara desahan bu Desi yang merasakan kenikmatan yang aku berikan, saat aku menghisap puting payudaranya sesekali aku juga mengusap-usapnya.
Aku semakin menggebu gebu untuk melumat puting payudaranya, terdengar desahan nafas bu Desi yang semakin bergairah dan bernafsu. “Ohh..ahhh..Andi…teruskan..ahhhh..! desahan bu desi yang terdengar lemas dan pasrah. Setelah lama aku melakukannya kemudian aku mengangkat tubuh bu Desi ke atas meja. Lalau aku menyingkirkan barang barang yang ada di atas meja, aku masih dalam keadaan duduk di atas meja dan berdiri di hadapannya.
Terlihat bu Desi tersenyum lalu berkata, “Oh Andi…,betapa jantan sekali kamu..penis kamu begitu besar dan juga panjang..Oh..Andi..ibu sudah tidak tahan untuk merasakan penis kamu yang besar itu.” Lalu kurebahkan tubuhnya di atas meja dan posisiku yang sudah berdiri di antara kedua pahanya yang sudah mengangkang, terlhat pahanya yang sangat putih juga mulus. Kemudian ku lumat kembali putingnya sambil menjelajahi sekitar selangkangan pahanya.
Kutelusuri seluruh bagian tubuh bu Desi dari mulai bibir, perut,kemudian payudaranya yang sangat besar dan leher. Terdengar suara desahan pasrah dari mulut bu Desi, seketika hasrat ku semakin menjadi jadi melihat tubuh bu Desi yang telanjang bulat. Tubuhnya yang seksi dan juga indah dan gundukan sebuah daging yang berada di antara pahanya yang menutupi sebuah rambut halus. Terdengar suara bu Desi yang pasrah, “Ayo Andi…apa yang sedang kamu tunggu..?ibu sudah tidak tahan lagi Andi.”
Sangat kurasakan tangan bu Desi memegang penisku, lalu menariknya untuk lebih mendekat lagi dengan vaginanya. Aku sangat mengikuti kemauan bu Desi yang sudah sangat memuncak hasratnya, perlahan lahan ku masukan penisku yang sudah sangat keras ke dalan vagina bu Desi. Kurasakan milik bu Desi yang masih agak sempit, dan akhirnya seluruh batang penisku sudah masuk semua ke dalam lubang vaginanya bu Desi. Terdengar suara bu Desi merintih dan mendesah, “Ohhh..ahhhhh..ahhhh..Andi…terus..Andi..aahh…jangan lepaskan Andi..ibu mohon..ahhh..!”
Tanpa berpikir panjang dengan hasrat nafsuku yang sekamin menjadi, kugerakan pinggulku maju mundur dengan posisi bu Desi yang sudah lentang dan mengangkang di atas meja. Awal awal nya tertur seirama dengan goyangan dari pantan bu Desi pula, dan sesekali aku mendengar rintihan dan juga desahan dari sura bu Desi yang sangat nikmat. Lalu aku merasakan genggaman kedua meremas rambutku sambil sesekali merantih dan mendesah kenkmatan. “Ohhh..Andi..ahhh..ohhh..ahhh..jangan melepaskan Andi..terus ahhhh…kumohon…!! , seketika aku mendengar desahan bu Desi membuat nafsuku semakin memuncak, goyanganku bertambah ganas dan ceopat. Dengan gerakan pinggulku maju mundur semakin cepat, dan terdengar suara bu Desi merintih, “Ohhh..Andi..kamu memang perkasa dan kuat..Andi ibu mulai keluar…ohhh..ahhhh..!.”
“Ayo bu…ayo kita mencapai puncaknya secara bersama, aku juga gk kuat lagi,” keluhku. Setelah itu kurasakan tubuhku dan juga tubuh bu Desi mengejang, seakan akuingin terbang. Aku merasakan cairan kenikmatan yang keluar dari penisku, aku semakin mendekatkan penisku ke vaginanya. Rintihan panjang yang terdengar dari mulut bu Desi dan dirasakan juga dadaku gigitannya. Seolah menahan kenikmatan yang sangat nikmat.
“Ohhh…Andi..ohh..ahhhhh…ohhhhh”. Setelah semua spermaku aku keluarkan ke dalam vaginanya bu Desi, aku merasakan tubuhku yang sangat lelah. Kemudian ku telungkupkan tubuhku di atas tubuh bu Desi yang masih dalam keadaan telanjang. Setelah aku merasa lelahku hilang, aku langsung bangkit dan berkata, “Bu apa yang sudah kita lakukan tadi…?.” Kemudian bu Desi menjawab. “Sudahlah Andi, yang biar tadilah terjadi dan itu karena kita sama sama mau.” Tanpa basa basi aku langsung memakai kembali pakaianku dan langsung pulang dan bu Desi sudah memberiku alamat rumahnya untuk ku datangi.
Pada malam hari nya aku kembali mendatangi rumahnya bu Desi, lalu ku pencet bel rumahnya dan tak lama kemudian bu Desi sendiri yang membuka pintunya untukku. Terlihat bu Desi tersenyum dan mempersilakan ku duduk. Setelah tiba yang cukup lama dan mendengar semua curhatannya dari bu Desi akhirnya aku di minta untuk menjadi kekasihnya. Karena setelah melihat kesendiriannya tandapa ada laki laki yang dapat memuaskan hasratnya.
Dan pada akhirnya pada malam itu aku dan bu Desi kembali melakukan seperti apa yang kami lakukan tadi siang di kampus. Namun kali ini aku tidak lagi canggung atau malu, aku melayani dan memuaskan bu Desi dalam bercinta. Kami melakukan hubungan sex itu 3 kali dalam semalam, terlihat senyum kepuasan dari wajahnya bu Desi. Sampai berapa lama aku akan melayani birahi sex nya yang sangat kuat, karena memang sudah ada jamina mengenai izin kuliahku yang sudah lama tidak lulus. Tetapi aku akan selalu ada buat bu Desi jika dia ingin meminta kepuasan dari diriku sendiri.