Ngentot Dokter Wanita Sombong

NGENTOT DOKTER WANITA SOMBONG

Ngentot Dokter Wanita Sombong

Cerita seks ngetot dokter wanita sombong . Seorang dokter wanita muda keturunan Tionghoa menceramahi Dodi begitu ia masuk ke dalam kamar periksa, Dodi yang merasakan badannya masih sakit, berjalan terpincang hanya bisa diam tidak menjawab.

NGENTOT DOKTER WANITA SOMBONG

“Saya perhatikan hanya kalian anak-anak muda asli daerah sini saja yang suka balapan pembohong. Apa udah gak sayang sama nyawa kalian..?

Dokter muda itu masih terus berceloteh. Dodi berusaha tetap asik dengan celotehan pedas itu. Kalau diikutkan perasaan, hati memang panas dihina bergitu. Tapi karena badannya sakit dan lutut serta sikutnya tengah dibalut dengan perban karena terjatuh dari motor maka dia mengambil sikap diam.

Dodi teringat peristiwa malam tadi saat dia dan teman-temannya berlomba balapan motor liar di jalanan malam kota. Nasibnya malang karena tersandung di tikungan dan badannya terhempas ke jalan aspal yang keras. Badan, lutut dan sikunya memar serta mengeluarkan banyak darah. Nasib baik helm yang dipakainya tidak terlepas tetap melindungi kepalanya, jika tidak kepalanya mungkin bisa bocor.

Dodi memilih untuk mendapat perawatan di sebuah klinik dokter umum. Dia enggan ke rumah sakit karena para suster di sana pasti akan menyindir hobinya itu. Tapi tak disangkanya, di klinik dokter umum ini pun sang dokter meyinggung-nyinggung hobinya itu. Dokter keturunan cina muda itu sungguh cantik dan Toge.. yupzz bahkan toket gedenya teramat sangat masih kenceng, maklumlah mungkin dia masih perawan. Dokter ini pantas menjadi seorang model, fikir Dodi .

“Duduk, kamu sakit apa?” Tanya dokter muda itu.

Dodi berjalan perlahan sambil memandang ke dinding di belakang dokter yang memakai baju dokter warna putih. Di dalam sebuah figura terlihat ijazah dokter ini. Dr.Anita Angeline Chie.

“Saya sakit di sini dokter,” jawab Dodi malu sambil menunjukkan selangkangannya.
“Memangnya kenapa?” tanya sang dokter.
“Terjepit resleting dokter,” jawab Dodi terputus-putus menahan malu.
“Coba anda buka celananya dan berbaring di sana,” sambil tangannya menunjukkan sebuah tempat tidur kecil yang dijadikan tempat pemeriksaan.

Dodi membuka celana yang dipakainya dan berbaring di tempat tidur pemeriksaan seperti yang diarahkan oleh si dokter Tionghoa tersebut. Dr Anita memeriksa sambil memegangi batang titit Dodi dengan tangan yang terbungkus sarung tangan karet.

“Ini salah kamu sendiri. Kalau saja kamu tidak membuang kulit yang membungkus kepala penismu ini tentu tidak akan selesai jadinya.” Dr Anita bersuara sambil mengelusi kepala licin titit Dodi yang lecet.

Dodi berpikir. Salahkah aku karena aku disunat. Dokter cina ini menyalahkan saya karena kulit kulupku telah dibuang.

“Anda tak tahu kan, kulit kulup berfungsi untuk melindungi kepala penis. Kalau kulupnya dibuang itu memangnya untuk apa?” Dokter Anita masih mengomel.
“Saya suka perempuan-perempuan kalian, kepala mereka ditutup dengan baik. Tapi saya tak suka penis kalian, kulit penutup kepala malah dibuang.”

Dodi sungguh geram saat tititnya dihina seperti itu oleh sang dokter. Namun perasaan marahnya tidak ditunjukkan karena lukanya sedang diperiksa. Kalau gak bisa nahan emosi udah diterjang dokter cina itu. Malunya semakin menjadi saat sang asisten dokter tersebut tersenyum-senyum ketika Dr. Anita terus-menerus mengomel.

Susi! Kalau suamimu tidak setuju gak?”
“Enggak, dokter,” jawab Susi yang tampak dari penampilan berasal dari Papua.
“Kamu suka yang disunat atau gak disunat?” tanya Dr. Anita lagi.
“Saya tak permasalahkan itu dokter. Asalkan titit itu bisa bangun cukup keras dan bisa memuaskan saya.” Jawab Susi ringan.

Dodi geram. Dokter tidak mau mengobatinya lagi rasa sakit ini atau malah mau mendasarinya dengan asistennya.

“Saya kalau nikah nanti mau pilih yang tak disunat,” Dr. Anita berceloteh tanpa rasa malu kepada Dodi yang sedang dirawatnya. Atau dokter amoy ini memang sengaja ingin memojokkan Dodi.
“Kalau ternyata dia disunat lalu bagaimana dokter?” tanya Susi.
“Sebelum dinikahi, saya pasti akan memeriksa kontolnya terlebih dahulu. Saya perlu uji keperkasaannya.”
“Dokter tak masalah kalau nanti saat malam pertama dokter sudah tidak perawan lagi?”
“Sekarang pun aku sudah tak perawan.” Oceh tipis mulut dokter muda itu.

Dodi hanya diam saja di atas pemeriksaan kesehatan. Perasaan geramnya masih tersisa. Rasa malu dan terhina muncul sepanjang dokter bermata sipit itu berceloteh menganggap rendah titit miliknya. Sang dokter terus menyapu cairan obat ke bagian kepala titit yang terluka. Dodi merasa pedih ketika obat diusapkan. Sensasi gel juga ada ketika kapas obat menutupi di kepala tititnya.

“Oke, dah selesai. Kontolmu ini berukuran kecil sekali. Tak ada perempuan yang suka.” Sempat pula dokter muda ini menyepet Dodi dengan sinis.

Emosi Dodi kembali tersulut bara api. Ngomongnya sih pelan tapi dalem… Mungkin kalau dia tidak sedang sakit waktu itu juga dokter cina itu akan diperkosanya. Kata-kata dokter tersebut melukai perasaannya. Yoga merasa terhina.

“Aku merasa terhina dengan dokter haram sialan itu.” Yoga menceritakan kejadian yang menimpanya kepada Reza kawannya seminggu setelah pemeriksaan.
“Lalu sekarang kamu mau ngapain?” tanya Reza.
“Aku mau balas dendam, biar dia rasakan tititku ni,” Yoga masih menyimpan kemarahan.
“Kau mau ikut aku?” tanya Dodi.
“Bolehlah, aku ingin menjajal liang bool tuh amoy.”

Jam sepuluh malam itu Dodi dan Reza sedang menunggu di depan klinik Dr. Anita. Satu orang asisten dokter tersebut meninggalkan klinik. Sepuluh menit mengamati munculah Dr. Anita. Dia sedang memegangi kunci untuk menutup kliniknya. Lalu dengan cepat Dodi dan Reza menerobos dan memegangi sang dokter muda dari belakang. Sambil mulut dibekap badan dokter tersebut didorong masuk ke dalam klinik.

Dodi dibantu Reza menarik dokter Anita tersebut ke dalam ruang periksa pasien. Lampu dinyalakan terang dan dokter tersebut dipasang di atas tempat tidur untuk memeriksa pasien. Dodi mengeluarkan pisau kecil yang disimpan di sakunya dan dirapatkan ke pipi licin sang dokter.

“Kalau kamu berteriak pisau ini akan menoreh pipimu yang cantik ini.” Dodi memberi ancaman kepada Dr. Anita.
“Kalau mau selamat ikuti saja perintah kami,” sambung Reza.

Dengan penuh ketakutan Dr. Anita mengikuti saja ancaman mereka tanpa berusaha melawan. Dua orang pria lokal yang berbadan kekar ini bisa melakukan apapun padanya. Dodi memegang erat paha Dr. Anita yang memakai rok pendek berwarna hitam. Dr Anita hanya memejamkan matanya saat kancing bajunya di copot satu persatu .. hingga tampaklah toket gede dokter Anita itu.

Lalu rok mininya yang berwarna hitam diangkat jemari Dodi keatas. Airmata mulai jatuh keluar dari kelopak matanya saat Dodi kemudian menanggalkan rok yang dipakainya sehingga menampilkan paha dan batang kakinya yang amat putih namun memeknya masih di bungkus celana dalam berwarna krem. Dodi menjilati paha dokter amoy itu karena terangsang menikmati pemandangan indah di hadapannya.

“Minggu lalu kau menghina burungku. Kau bilang burung bersunat buruk rupa. Kau bilang lagi burungku kecil, tak ada perempuan mau. Sekarang aku mau kau merasakan burung milikku ini.”

Dengan perasaan yang masih takut Dr. Anita mulia teringat pada lelaki di hadapannya. Dr Anita masih ingat pemuda yang mengangkang dan merawatnya di sini karena kepala penisnya terjepit resleting. Dr. Anita lalu mulai menyesal karena telah menghina pemuda ini. Tak disangkanya pemuda ini berdendam kepadanya.

Lalu Dokter Anita disuruh berdiri, setelah berdiri di doronglah dokter Anita ke dinding, hingga ia terpojok di dinding itu setelah itu dibukalah baju dinas dokter Anita yang berwarna putih itu… dan kini dokter sinta hanya mengenakan Celana Dalamnya yang berwarna krem, dia hanya bisa pasrah bersender di dinding sambil menutup mukanya.

Kenudian dokter Anita kembali di baringkan di tempat tidur tadi dan Akhirnya hanya celana dalam Dr. Anita yang berwarna krem ​​​​itu yang menutupi tubuh mulusnya. Dodi pun menciumi dari ujung kaki hingga sampai ke celana dalam Dr. Anita .

Mengeliat-geliat lah Dr. Anita diperlakukan begitu. Dodi kemudian menarik turun celana dalam Dr. Anita dan menampakkan gundukan memek putih yang tertutupi dengan bulu-bulu halus warna hitam dan amat mengnggairahkan.

Dodi pun terus mengarahkan mukanya ke celah bagian memek dari Dr. Anita dan menjilat-jilatnya dengan penuh nafsu. Mengeliat-ngeliat Dr. Anita diperlakukan begitu. Memeknya terasa geli dijilati Dodi. Walau pun tanpa kerelaan tapi lidah Dodi yang menyiksa kelentitnya membuat nafsunya membara juga. Sambil menjilat memek Dr. Anita , tangan Dodi tak henti-henti meraba-raba paha dan seluruh tubuh Dr. Anita . Dr Anita menjerit-jerit kecil disaat Dodi menghisap biji kelentitnya yang terasa nikmat. Terangkat-angkat pantat Dr. Anita menahan cobaan tapi nikmat.

Dodi tak peduli dengan memek si perempuan sipit yang bau Air kencing itu. Mungkin Dr. Anita tak mencuci memeknya sehabis kencing. Dodi mulai mengganas dan ingin menggarap bagian atas tubuh Dr. Anita juga.

Bibir Dr. Anita kini menjadi mangsa mencium Dodi dan jari-jemarinya meremas buah dada toge nan padat milik Dr. Anita . Kelihatan pipi Dr. Anita yang lembut dan putih itu berubah menjadi kemerah-merahan kelika Dodi semakin mengganas. Dodi mulai membuka pakaian dan celana jeansnya. Dodi pun menanggalkan celana di dalamnya dan mengeluarkan batang tititnya yang telah lama menggumpal. Batang titit sepanjang enam inci itu mengganguk-angguk menunggu mangsanya.

“Jangan… tolong jangan lanjutkan…, saya minta maaf,” kata Dr. Anita memohon belas kasihan.
“Sudah terlambat kau minta maaf. Sekarang kau rasakanlah titit yang sudah disunat ku ni.” Yoga tertawa kecil.

Dodi mengurutkan batang tititnya. Helm bulat warna coklat tua itu mengkilat. Sengaja didekatkan ke muka Anita cantik itu… Dr. Dodi tak menyangka batang penis kecil dan pendek waktu dia periksa minggu lalu dapat tumbuh hingga sebesar itu.

“Sekali kamu mencoba tititku yang sudah disunat ini, kamu akan ketagihan. Rasakan sensasi dan kenikmatannya.”

Dodi terus mengangkangkan Dr. Dodi yang tidak berdaya lalu tampak lubang memeknya terbuka lebar dan siap untuk digarapnya. Dodi tidak menunggu lama lagi.. Dodi menusukkan batang konto l yang pernah dihina sang dokter cina ke dalam liang memek Dr. Anita yang masih sempit itu. Dodi merasakan kenikmatan yang tak terhingga ketika penisnya masuk menerobos ke dalam batang memek si Anita. Dr Anita hanya menutupi mukanya. “Jleb-jleb-jleb” blebes .. bunyi memek milik Dr. Anita digenjoti Dodi dengan penuh nafsu.

Reza yang tadinya hanya menonton mulai beraksi karena nafsunya juga ikut membahana badai, selain itu karena reza juga sering membuka situs bokepdo.com, jadi nafsunya semakin beringas. Toket milik wanita cina yang sintal itu diremas-remasinya.

Ketiak licin dokter Dodi itu dicium dan dihirupinya. Cukup wangi ketiak dokter muda ini. Dr Anita kegelian saat lidah Reza mulai bolak-balik di kulit ketiaknya yang licin.

Dodi melanjutkan aksinya. Batang tititnya ditarik dari lubang memek Dr. Anita. Diangkatnya badan dokter muda itu dan dibaringkan di lantai. Diarahkan dokter Anita itu supaya memerintahkan. Kontolnya yang basah dengan lendir memek Dr. Anita mendorongnya masuk dari belakang. Dokter Anita hanya mampu mengerang. Terayun-ayun toketnya yang tergantung. kini mereka melakukan Doggy style

Reza yang mengamati saja tingkah laku Yoga dan Dr. Anita tak dapat lagi menahan nafsunya. Celananya dipelorotkan dan titit miliknya yang sedikit lebih besar dengan milik Dodi berdiri menegangkan dengan keras. Kontol itu dipaksakan masuk ke mulut Dr. Anita .

“Sekarang hisap juga titit yang udah sunat milikku. Nanti tentu kau akan merasakan enaknya,” usik Reza sambil mengarahkan tititnya yang besar dan panjang itu ke muka Dr. Anita . Dr. Anita hanya mampu melihat tanpa berani melawan.

“Buka mulutmu dan sedotilah, tunggu apa lagi,” perintah Reza dengan suara keras.
Dr Anita membuka mulut tanpa daya dan mulai mengecapi kepala licin bentuk helm jerman menerobos ke mulut. Dr Anita menghisap dan mengemut batang titit yang besar hingga Reza mengerang-ngerang keenakan.

Lama-kelamaan Dr. Anita telah keletihan dan hanya mampu menuruti saja perlakuan Dodi dan Reza kehadapannya. Akhirnya Dr. Anita tidak mampu bertahan lagi dengan genjotan dari titit Dodi dan dia pun telah basah keringat karena hampir klimaks. Mata Dr. Anita tampak amat kuyu dan keletihan sementara buah dada menegang tajam karena merasakan orgasme yang sangat hebat, maklumlah kali pertama dia dientot oleh lelaki yang bersunat. konto yang sebelumnya dianggapnya tidak menarik ternyata terasa sungguh hebat.

Akhirnya Dr. Anita klimaks dan air juice memeknya keluar juga dengan banyaknya dan tampak meleleh pada liang memeknya. Kali pertama Dr. Anita mendapat orgasme dari persetubuhannya dengan penis yang sudah disunat. Sebelumnya teman lelakinya yang masih berkulup yang melayaninya ngentot. Mengerang hebat si amoy cantik saat dia mengalami klimaks. Menggigil badannya merasakan kenikmatan yang sangat.

Dodi juga ikut orgasme menyusul sang dokter saat melihat amoy muda yang cantik yang digenjotnya itu klimaks dan dia meraung kuat dalam orgasme sambil menembak-nembakkan udara kejantannya ke dalam liang memek Dr. Anita . Perempuan cina itu dapat merasakan cairan panas menerpa kencang ke rongga rahimnya. Pangkal rahimnya terkemut-kemut menyedot benih pria pribumi yang sangat banyak. Mungkin dua buah zakar punya Dodi ngecrot di sana memuat seluruh amunisinya.

Reza juga tak tertahan lagi saat mulut mungil yang hangat itu membekukan batang penisnya. Reza yang belum pernah merasakan ketengahatan dari perempuan tak dapat bertahan lama dan menembakkan air maninya ke dalam mulut Dr. Anita . Dr. Anita dengan lemah menelan semua mani dari titit Reza. Terasa anyir tapi ditelan juga.

“Sekarang kau nikmati titit yang kau hina. Kau bilang tak ingin titit yang sunat. Bagaimana rasanya?”
“Enaak..” Dr. Anita menjawab dengan perasaan malu.

Sekarang Dr. Anita mengakui batang penis pria lokal milik dua orang ini lebih nikmat dari batang teman lelakinya. Dia telah salah sangka. Dan dia merasa bersalah karena menghina titit lelaki ini. Tapi bila berpikir ada pula hikmahnya. Dia dapat menikmati batang penis yang memotong kulit penutupnya. Rasanya juga nikmat. Dr Anita mulai berpikir untuk menyuruh teman lelakinya dikhitan juga.

Reza dan Dodi mengenakan pakaian dan meninggalkan dokter cina tersebut terbaring di lantai.

“Tak sempat aku merasakan memeknya Anita. Hisapannya pasti dahsyat, aku sudah tak tahan.” Reza mengeluh perlahan.
“Kau jangan sedih. Minggu depan kita garap lagi dokter cina tu.”

Dodi dan Reza tertawa berderai di dalam mobil. Dodi dan Reza membuat rencana mereka selanjutnya. Apalagi Reza bersikukuh ingin menikmati juga memek milik Anita yang cantik itu. Kali ini mereka akan mengajak seorang teman dekat mereka yang juga ingin merasai memek Anita yang ketat itu. Maklum saja dua orang jejaka jones ini belum pernah merasakan nikmatnya ngentot. Hanya nyabun dan coli saja yang mereka tahu, itupun sudah terasa nikmat yang tak terhingga

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *