Persetubuhan Dengan Adik Ipar
Cerita persetubuhan dengan adik ipar. Aku masih ingat beberapa waktu yang lalu aku sempat mengantarkan adik iparku mengikuti test di sebuah perusahaan di Jakarta. Saat itu Riska sedang interview di dalam ruangan sebuah kantor, sementara aku menunggunya di di bawah.
Setelah aku menunggunya interview yang lama. Akhirnya Riska keluar dari ruangan test itu. Aku tanya apakah Riska bisa menjawab semua pertanyaan, dia menjawab, “Bisa Mas..”
“Kalau begitu mari kita pulang” pintaku. “Sebelum balik kita cari makan dulu ya.” Lalu Riska hanya mengangguk. Setelah itu Riska mengalami badan yang kurang fit, Riska mengatakan, “Mas kayaknya aku udah masuk angin mas,soalnya aku udah capek kemarin habis banyak belajar.
” Aku gak tau mau ngapain, lalu aku bertanya kamu mau minum obat atau periksa ke rumah sakit Ris.”Lalu Riska menjawab, “Biasanya dikerokin Mas..” “Wah.. gimana yach..” kataku. “Baik, sekarang kita pergi cari penginapan ya agar mas bisa bantu ngerokin kamu..
” Riska hanya mengangguk saja. Lantas aku dan Riska mencari losmen sambil membeli minyak kayu putih untuk kerokan. Dan akhirnya kami menemukan tempat penginapan yang sederhana untuk sebentar kami istirahat dan ngerokin Riska.
Setelah pesan kamar, aku dan Riska masuk ke kamar 11 di ruang atas. “Terus gimana cara Mas untuk ngerokin kamu Ris”, tanyaku. Tanpa malu-malu dia lantas tiduran di kasur, sebab si Riska sudah menganggapku seperti kakak kandungnya. Aku pun segera menghampirinya.
“Sini dong, Mas kerokin..” Dan astaga si Riska buka bajunya, yang kelihatan BH-nya saja, jelas kelihatan putih dan payudaranya padat berisi. Lantas si Riska tengkurap dan aku mulai untuk menggosokkan minyak kayu puih ke punggungnya dan mulai mengeroki punggungnya.
Hanya beberapa kerokan saja.. Riska bilang, “Entar Mas.. BH-ku aku lepas sekalian yach.. entar mengganggu Mas ngerokin aku.” Dan aku terbelalak.. betapa besar payudaranya dan putingnya masih memerah, sebab dia kan masih perawan. Dan dengan tidak ada keraguan aku terus mengeroki badannya.
Setelah selesai semua aku bilang, “Sudah Ris.. sudah selesai.” Tanpa kusadari Riska membalikkan badannya dengan telentang. “Kerokin juga di bagian atas perut ku ya mas.” Betapa gembiranya saat aku mendengar Riska bilang begitu. Tak sengaja aku memegang payudara nya yang besar itu dengan jari ku. Aku langsung memina maaf kepadanya “Sorry ya Ris.. bukan sengaja ko Ris..” “Udah tidak apa apa kok Mas.. lanjutin aja ngerokin nya mas.”
Sedikit lagi aku selesai ngerokin tubuhnya aku sudah menjati salah tingkah. Aku pegang payudaranya, aku elus-elus. Riska yang lagi merem, lalu aku mulai untuk menciumi dan menjilat payudara dan pentilnya. Dia mendesah, “Mas.. ahh.. mas.., ahh.. ah..mas..” Langsung saja aku mengulum puting teteknya dan sembari tangan kananku masuk ke arah memeknya.
“Gak mau Mas.. gak Mas..” dia yang tidak ku perdulikan lagi. langsung saja aku mulai mengeledah meemknya yang berada di dalam sempaknya dengan jari tengahku, sampai memeknya berair. Lantas tanpa diperintah oleh Riska aku buka rok dan CD-nya, dia hanya memejamkan matanya dan berkata pelan.
“Yach Mas..” Kini Riska sudah telanjang bulat tak pakai apa-apa lagi, wah.. putih mulus, bulunya masih jarang maklum dia baru umur 20 tahun. Lalu aku langsung menjilati dan menghisap memeknya yang sudah becek itu, sekali sekali aku memainkan lidahku di klitorisnya. “Riska mendesah..ahh…Mas.. ohhh.. ahh.. ahh.. Mas..”
Dia mendesah seperti kesenangan,lalu tangannya Riska sudah mulai berani untuk memegang kontolku. Lantas aku berdiri, kubuka baju dan celanaku kemudian langsung saja Riska memegang kontolku dan mengocok kontolku. Lalu aku menyuruhnya untuk menghisap kontolku yang sudah tegang, namun dia masih menolaknya.
“Nggak Mas jijik.. tuh, nggak ah.. Riska nggak mau.” Lantas kupegang dan kuarahkan penisku ke mulutnya. “Jilatin saja coba..” pintaku. Langsung saja dia mengulum seluruh batang kontoku sembari lidahnya menjilati lubang kencingku.
“Huk.. huk.. aku mau muntah Mas, habis penisnya besar dan panjang.. nggak muat tuh mulutku.” katanya. “sepongin terus dong Ris..” Lalu dia lanjut untuk menyepong kontolku hingga kontolku masuk penuh di mulutnya dan aku terus mengocok memeknya dengan jari tengahku.
Rasanya kontolku sudah nggak tahan ingin merenggut keperawanan Riska . “Riska .. memek kamu mas sodok pake kontol mas ya”, ucapku. Riska bilang, “Jangan Mas.. aku takut” katanya. Aku turuti saja kemauannya, aku tidurin dia dan kugesek-gesekkan penisku ke memeknya. Dia bisa merasakan ada sesuatu yang besar dan panjang mengesek dinding memeknya.
“ahhh.. Mas.. ahhh..gak mau..” Tak ku hiraukan lagi dia, aku tetap menggosok gosok batang kontol ku ke dinding memeknya, namun akhirnya aku mencoba untuk memabuskan kontol ku secara perlahan masuk ke memeknya dan blebbb..Riska menjerit, “Ahk.. Mas.. jangan..”
Namun aku terus melanjutak tususkan pensiku ke dalam memeknyadan slep.. slep.. Riska menggerang kenikmatan yang tiada tara, “Mas.. pelan..mass.. sakit.. Mas.. ahhh..” Kemudian Riska menenteskan air mata, “Mas.. gak mau mas” aku yang tidak lagi mendengar kata kata Riska, dan sudah terjadi kontolku masuk ke dalam memeknya.Lantas aku mulai menggerakkan penisku maju mundur.
“Ah.. Mas.. ah.. Mas..” Rupanya Riska sudah merasakan nikmat dan meringis-ringis kesenangan. “Mas..” Aku terus dengan cepatnya menggenjot penisku maju mundur.
“Mas..ahhhhh…ahhhh Mas..” Lalu seluruh batang kontolku merasakan betapa banyaknya lendir yang keluar dari memeknya riaska dan terasa hangat sekali. Ternyata dia sudah orgasme pertamanya duluan, namun aku belum lagi orgasme.
Aku mempercepat genjotanku. “lagi Mas.. lagi Mas.. sodok lebih cepat lagi..” kata Riska . Lalu setelah cukup lama aku menyodoknya aku mulai merasakan orgasme pertamaku, karena takut hamil aku mencabut kontolku dari lubang memeknya dan menyuruh Riska buat menghisapnya. Lalu Riska menghisap terus seluruh batang kontolku.
“Hem.. hem.. nikmat.. Mas..” Aku bilang, “Terus Ris.. aku mau keluar nich..” Riska mempercepat kulumnya dan.. cret.. cret.. maniku muncrat ke mulut Riska . Riska segera mencabut penisku dari mulutnya dan maniku menyemprot ke pipi dan rambutnya.
“hemm.. hemm.. Riska .. mas minta maaf, mas sudah terlanjur nafsu.” “Hemm ya sudah mas mau gimana lagi ini semua sudah terjadi”, kemudian Riska tertidur di pahaku. Lalu aku mencium keningnya, dan akhirnya aku dan Riska kembali ke rumah. Dan kami masih terus melakukan hubungan gelap itu, samoai sekarang kami masih melakukan hubungan badan di saat istriku sedang pergi.