Persetubuhan Dengan Pembantu Bohay

PERSETUBUHAN DENGAN PEMBANTU BOHAY

Persetubuhan Dengan Pembantu Bohay

PERSETUBUHAN DENGAN PEMBANTU BOHAY

Cerita persetubuhan dengan pembantu bohay. Namaku Rama tinggal di salah satu kota besar di Jawa Timur. Yang kuceritakan disini adalah kejadian waktu aku masih duduk di kelas 2 SMP. Aku dan keluarga ku tinggal di sebuah perumahan yang jaraknya jauh dari kota, sehingga suasana keadaan tentangga nya masih baik.

Ini di mulai saat keluarga ku memperkerjakan seorang pembantu. Mbak siti merupakan pembantu yang bekerja perharian makanya banyak juga yang memanggil dia di perumahan ini. Suatu ketika, aku sedang memberi makan kucingku ketika bel pintu berbunyi, aku segera melihat siapa yang datang, ternyata Mbak Siti.

“Halo Rama, ada siapa di rumah?” tanya Mbak Siti.
“Oh Mbak, kirain siapa. ibu sama bapak belum kembali jam segini mbak..”kataku sambil aku menyuruhnya masuk ke dalam rumah.

“Ohhhh…kalau Rama lagi sendiri di rumah biar mbak temennin aja ya, Rama lagi ngapain?” tanya Mbak Siti lagi, sembari ia berjalan ke arah dapur, aku berhalan dari belakang sambil melihat bokong Mbak Siti yang sangat besar. Mabk siti memakai roik dan baju ketat warna putih.

“Ga lagi ngapa2in Mbak..” jawabku.
“Ya udah Mbak nyuci dulu ya.” katanya lagi.
aku hanya mengangguk dan pergi ke kamarku main Playstation.

Beberapa jam kemudian aku capek dan mulai tertidur. Tiba2 Mbak Siti masuk ke kamarku hanya dengan mengenakan handuk yang dililitkan ke badannya. aku terbangun karena suara pintu yang terbuka.
“Ian, mama kamu punya hair dryer nggak?” mbak Siti bertanya, sambil mengeringkan rambutnya yang basah di dalam kamar ku.

“ada sih mbak punya mama tapai gk tau aku di mana di simpan.” aku tiduran lagi. Ia emang sudah sering mandi di rumah ku di saat ibu dan ayahku tidak berada di rumah

“Yah, kalo gini rambut Mbak bakal lama keringnya dong.”
aku tidak menjawab. Lalu Mbak Siti menjatuhkan badannya ke tempat tidur dan berada di sampingku “Uaah, Mbak ikut nungguin disini ya..” katanya.

Lipatan handuknya terlepas tapi badan nya Mbak Siti, namun ia tidak berusaha merapikannya. Payudaranya yang besar terlihat jelas. Aku kaget karena seumurhidupku baru ini aku melihat tetek wanita yang besar seperti ini. “Heh kamu ngeliatin apa?” canda Mbak Siti. “Dadanya Mbak Siti gede..” ucapku polos.

“Bagus nggak? Kamu suka?” tanya Mbak Siti lagi. Tapi tanpa menunggu jawabanku tiba2 Mbak Siti mendekap kepalaku ke payudaranya sambil tertawa2.
“Nih Ian, isep..! Isep..!” candanya.

Aku hampir tidak bisa bernapas. Mbak Siti terus membekapku dengan payudaranya, seringkali putingnya yang coklat dipaksakan memenuhi mulutku. Setelah cukup lama Mbak Siti melakukan itu, aku yang bingung damn kaget melihat Mbak Siti mulai keringatan dan napasnya terengah engah.

“Rama, buka bajunya dong!” kata Mbak Siti sambil berjalan menuju pintu dan menguncinya. “Ian ga mau, malu sama Mbak!” aku mulai ketakutan karena tidak mengerti apa yang terjadi dan kenapa Mbak Siti berperilaku aneh.

Aku berusaha kabur dari mbak Siti dan mencoba membuka pintu namun sayangnya pintu itu sudah di kunci oleh mbak Siti. “Udah sini kamu!” bentak Mbak Siti sambil mengangkat tubuhku, aku hanya bisa meronta2 tak berdaya.

Kemudian Mbak Siti melemparkan badanku ke atas tempat tidur, aku terkejud, tapi Mbak Siti tak menghiraukannya, dia langsung menjepit kedua kakiku tepat di atas lututnya, celanaku di bukanya, dan pakaianku dibuka dengan paksa. Tiap kali aku mencoba bangun, Mbak Siti mendorongku kembali, malah kadang2 dia menamparku sambil membentak2 menyuruhku berbaring.

Aku ketakutan sekali sehingga aku pasrah dan hanya bisa menangis. Mbak Siti mengocok kontolku dan kadang2 mengulumnya sampai keseluruhan penisku masuk ke dalam mulutnya, jari2 tangan kirinya bermain2 di vaginanya. Kira2 15 menit kemudian, dia berjongkok diatasku dan mulai mengarahkan penisku yang menegang ke dalam memeknya.

Aku benar2 bingung dan tidak mengerti apapun, yang kurasakan hanya kenikmatan yang luarbiasa ketika penisku masuk seluruhnya ke dalam liang memek nya Mbak Siti.

“Ahh.. Ahh..” Mbak Siti mendesah sementara pinggulnya bergoyang2, kadang memutar, kadang naik turun. Tanganku ditarik sedemikian rupa sehingga memegang payudaranya.

“Cepetan remes..! Yang kuat remesnya tolol!” bentak Mbak Siti, aku sudah meremas sekuat tenaga tapi telapak tanganku tidak mampu menjangkau seluruh payudaranya. Plaak!! Mbak Siti kembali menamparku.

“Aaah.. Mau keluar niihh..!” Mbak Siti terus menambah kecepatannya, tubuhku yang kecil dan badan mbak Siti yang semox membuat aku kalah dan aku tersentak sentak di buatnya. Walau harus aku takut, namun rasanya sangat enak sekali saat kontolku berada di dalam memeknya.

Akhirnya aku hanya memejamkan mata ketika sperma ku keluar. Mbak Siti menyadari aku keluar, dan dia makin mempercepat gerakannya sambil tertawa2.
“Oooh…! Hahaha enak kan? Aah…! Nnngh..! Mbak juga mau keluar..!” setelah sehabis mbak Siti ngomong begitu, badan nya tiba tiba menggeliat lalau merintih sangat keras.

“Aaaahhh…!! Nikmatt..!” desahnya sementara tubuhnya berkedut2 mengejang.
Aku tergolek lemas saat Mbak Siti berdiri. Lalu dia mengarahkan memeknya ke wajah ku dan menyuruhku untk menjilati dan menghisapi nya.

“Aaah.., bersihin Ram, jilatin semuanya!” aku tak bisa lagi memberontak. Tangan Mbak Siti memegang kepalaku sementara vaginanya yang basah digesek2an ke mulut dan wajahku. lalu di tarik kepalaku dan di arahkan nya muka ku ke memek nya aku sedirik kesulitan bernafas namun aku tetap menjilati semua lendir yang ada di memeknya. Akhirnya kami berdua pun sama sama lemas dan tertidur salam keadaan kontol ku masuk kembali di dalam memeknya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *